Senin, 27 Oktober 2014

Regret Soon!

Beberapa bulan terakhir adalah waktunya memanen perbuatanku selama ini. Banyak kesalahan dan keburukan yang kulakukan di masa lalu, pada saatnya akan tiba hasil dari perbuatan-perbuatan itu. Kesedihan atau kegelisahan yang selama ini kurasai berasal dari dosa yang kuperbuat dulu. Keep it eye.
Just look around your self and watch it.

1. Don't depend too much on anyone in this world because even your own shadow leaves you when you are in darkness. ~Ibn Taymiyyah
2. If you feel that you're very down. Just close your eyes and say, "This is my journey. He puts me here. It's His plan, so I have just to carry on and trust Him".
Thank you Allah
3. Ingat citamu saat asamu kian merapuh. Yakini bahwa kemudahan akan datang jika disertai dengan usaha.
4. Sometimes you need to look at life from a different perspective.
5. I don't know what tomorrow holds, but i know who holds tomorrow. Allah does ^^.

Sabtu, 07 Juni 2014

Lomba Menulis Cerpen Bertema "Warna-Warni di Pesantren" Dl 23 Juni


Assalamu'alaikum para pecinta aksara ^_^
Apa kabar mata pena dan helaian kertas yang ada? Tentunya sayang sekali jika dibiarkan begitu saja tanpa isi, kan? Maka dari itu, mari kita bersama-sama menuliskan rangkaian kisah inspiratif nan beragam yang sarat akan pembelajaran dan motivasi.
Berbicara tentang kehidupan remaja, aktivitas santri yang bermukim di pondok pesantren pun sebenarnya tak kalah menarik untuk diceritakan. Ragam suka duka, haru biru sampai gelak tawa nan menggelitik tersaji di pesantren tanpa banyak orang lain ketahui. Ketimbang hanya dinikmati sendiri, alangkah baiknya jika dibagi dengan sahabat yang lain.
Nah kali ini, Pena Indis bekerjasama dengan Embun Tsauqi Ukail serta Amie Salim, ingin mengajak sahabat penulis untuk berbagi kisah warna-warni di pesantren. Tentang perjuangan, suka duka dalam menuntut ilmu di pondok pesantren.
Di tengah maraknya cerita pilu yang melanda dunia pendidikan kita, insyaa Allah kisah sahabat dapat menginspirasi dan mencerahkan umat.
Tertarik untuk ikutan? Yuk disimak persyaratannya:
Syarat dan Ketentuan Lomba:
1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia. (Tidak dibatasi usia )
2. Syarat wajib:
Anggota grup Pena Indis (Penulis Antologi Indahnya Islam) https://www.facebook.com/groups/pena.indhis/
Berteman dengan fb Embun Tsauqi Ukail (https://www.facebook.com/syarifah.auliyaa) dan Amie Salim (https://www.facebook.com/mimie.borex)
3. Jenis tulisan CERPEN, dalam bentuk FTS (Flash True Story / kisah nyata) dan FF (Flash Fiction) *Boleh berdasarkan kisah orang lain.
4. Naskah ditulis dalam bahasa Indonesia yang baik dan benar (Terutama EYD dan tanda bacanya. Harus rapi ya?!).
5. Naskah harus karya asli, bukan jiplakan atau saduran, belum pernah dipublikasikan di media cetak maupun elektronik dan tidak sedang diikutkan lomba.
6. Tidak mengandung pornografi dan kekerasan, serta tidak menyinggung SARA.
7. Ketentuan Naskah
Naskah diketik dengan komputer di atas kertas A4 dengan jarak spasi 1,5. Font TNR (Times New Roman) 12 pt, margin 3333 (batas kanan, kiri, atas, bawah masing-masing 3 cm) atau 1,18 inchi. Panjang 2-3 halaman.
Di akhir naskah, tuliskan biodata narasimu max 50 kata, meliputi nama, nama FB, alamat email, no HP, serta prestasimu dalam dunia menulis/karya yang sudah pernah diterbitkan (jika ada).
Kirim naskah sahabat ke email: wwps.event@gmail.com dengan dilampirkan (attachment), tidak ditulis di halaman email.
Format pengiriman naskah untuk judul file (nama file pada saat naskah di save) dan subjek email/judul email :
» --> Untuk naskah FF= FF_WWPS_Judul Tulisan_Nama Penulis
» --> Untuk naskah FTS= FTS_WWPS_Judul Tulisan_Nama Penulis
(Mohon betul-betul diperhatikan)
Setiap peserta hanya boleh mengirimkan satu naskah terbaiknya
8. Memiliki akun FB dan memposting info lomba ini di catatan FB masing-masing dengan mengetag minimal 20 orang teman, termasuk akun Embun Tsauqi Ukail dan Amie Salim.
9. Update peserta, insya Allah tiap tiga hari sekali di grup Pena Indis (Penulis Antologi Indahnya Islam).
10. Pengiriman naskah sampai tanggal 23 Juni 2014 pukul 23.59 WIB
11. Pengumuman kontributor insya Allah 1 minggu setelah deadline.
12. Akan dipilih 30 naskah terbaik untuk dibukukan secara indie dalam bentuk antologi
13. Para kontributor berhak mendapatkan:
Voucher penerbitan sebesar 100.000 (khusus paket regular dan Antologi)
Sertifikat
Diskon 10% untuk setiap pembelian bukunya.
14. Keputusan juri bersifat mutlak dan tidak bisa diganggu gugat.
PJ: Embun Tsauqi Ukail dan Amie Salim

LOMBA CIPTA CERPEN TINGKAT NASIONAL 2014


[Dalam Rangka Menyambut Bulan Suci Ramadhan
1435 Hijriah dan Hari Sastra Nasional 3 Juli 2014]
Dibuka: 5 Mei 2014
Ditutup (Deadline): 25 Juni 2014
Pengumuman Pemenang: 3 Juli 2014
Forum Aktif Menulis (FAM) Indonesia menggelar
Lomba Cipta Cerpen Tingkat Nasional 2014 dalam
rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan 1435 Hijriah
dan Hari Sastra Nasional 3 Juli 2014. Lomba ini
adalah event akbar FAM Indonesia berikutnya dalam
rangka menyambut Bulan Suci Ramadhan dan Hari
Sastra Nasional 3 Juli 2014 mendatang.
Adapun ketentuan/kriteria lomba sebagai berikut:
1. Peserta adalah Warga Negara Indonesia, termasuk
yang berdomisili di luar negeri, tidak dibatasi umur
(Pelajar, Mahasiswa, Guru, Dosen, Umum, dll).
2. Lomba ini Gratis alias tidak dipungut bayaran apa
pun.
3. Cerpen bertema “Indonesia Masa Depan yang
Diimpikan”. Sub tema: Kepemimpinan (sosok Presiden
dambaan rakyat), Kesenjangan Ekonomi, Pendidikan
dan Sosial, dan Kerukunan Antar Umat Beragama.
Silakan difiksikan menjadi cerpen yang menarik dan
enak dibaca.
4. Naskah cerpen harus asli (original) karya sendiri,
bukan jiplakan atau terjemahan dan sedang tidak
diikutsertakan pada lomba lain yang bersamaan.
5. Cerpen mengandung unsur kebaruan dan memuat
pesan moral serta memberi pencerahan kepada
pembaca.
6. Naskah Cerpen diketik di komputer dengan ukuran
A4/kuarto, maksimal 2-3 halaman 1 spasi), ditulis
dalam Bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
7. Peserta menuliskan Biodata (ditulis dalam bentuk
narasi) dibubuhkan di lembar terakhir naskah.
8. Cerpen yang diikutsertakan masing-masing
maksimal 2 (dua) judul.
9. Naskah dikirim ke panitia lomba via email:
lombafamindonesia@gmail.com (selambat-lambatnya
25 Juni 2014). Subjek Email ditulis: LOMBA CIPTA
CERPEN FAM_NAMA PENULIS. Peserta diharuskan
menulis surat pengantar yang menyebutkan karya
adalah asli (original) dan belum pernah dipublikasikan
serta mencantumkan alamat lengkap serta nomor
kontak yang dapat dihubungi.
10. Update Peserta dan Pegumuman Pemenang akan
dilakukan di “Grup Forum Aishiteru Menulis” (klik &
gabung): 
https://www.facebook.com/groups/
forumaishiterumenulis/ .
11. Seluruh peserta lomba akan mendapatkan Piagam
Penghargaan dari FAM Indonesia.
DEWAN JURI:
Dewan Juri terdiri dari penulis senior di kepengurusan
FAM Indonesia Pusat. Keputusan Juri tidak dapat
diganggu gugat dan tidak dilakukan surat-menyurat.
HADIAH PEMENANG:
Juara 1:
Uang tunai Rp250.000,- + Paket Buku + Piagam
Penghargaan
Juara 2:
Uang tunai Rp200.000,- + Paket Buku + Piagam
Penghargaan
Juara 3:
Uang Tunai Rp150.000,- + Paket Buku + Piagam
Penghargaan
40 CERPEN PILIHAN (3 PEMENANG DAN 37 CERPEN
NOMINASI) BERPELUANG DIBUKUKAN!
Demikian Pengumuman ini disampaikan, diharapkan
kepada semua pihak dapat menyebarkan informasi ini
seluas-luasnya dan semoga bermanfaat.
Pare, 5 Mei 2014
FAM INDONESIA

Kamis, 08 Mei 2014

Reminder For Myself

Barangsiapa yang meninggalkan perdebatan walaupun dia adalah pihak benar, niscaya Allah gantikan untuknya sebuah rumah di tepi surga. Allah selamatkan dia dari segala pertikaian, terpelihara kebersihan hatinya dan ditutup segala aibnya.
Barangsiapa yang meninggalkan al-Isyq atau perasaan cinta yang terlarang, memutuskan semua sebab-sebab yang dapat membawanya kepada cinta tersebut, dan memboikot dirinya agar tidak terjerumus kedalamnya seraya mengharap wajah Allah dengan sepenuh jiwanya, niscaya Allah akan memberikannya rizki berupa kedamaian jiwa dan kemuliaanya, Allah selamatkan dirinya dari segala bentuk kesusahan, memenuhi hati nya dengan rasa mahabbah hanya kepada Allah semata.
Barangsiapa yang meninggalkan membalas dendam dalam keadaan dia mampu untuk melakukannya, maka Allah akan gantikan untuknya kelapangan dada dan kedamaian dalam hati. Karena sesungguhnya dalam pemberian maaf ada kedamaian , ketenangan, kesenangan yang hakiki dan kemulian diri, yang kesemuanya tidak akan didapatkan dari membalas dendam

-muslimah.or.id

Healing Word

Detik masa menamparku
Membuyarkan anganku
Merenggut lamunku
Menyerap gelapku

Raga mengemis dengan fasih
Mengadukan nasibnya yang lirih
Jiwa melolong hebat, membekukan siapapun yang mendengarnya
Menyampaikan asa yang tak jua bersinar

What We?,,,

Beberapa tabib menyatakan: Cinta adalah keterpaduan antara jiwa dengan jiwa karena ada kecocokan di antara keduanya. Ini seperti berpadunya air dengan air, yang tak dapat lagi terpisahkan. Maka, bila ada dua jiwa telah berpadu dalam cinta, dapat membuat salah satunya merasakan sakit yang tengah diderita oleh yang lain, tanpa ia sadari.
Raudhatul Muhibbin -Ibnu Qayyim Al-Jauziyyah
Hal tersebut sesungguhnya selaras dengan sabda Rasulullah saw.
"Perumpamaan orang-orang mukmin dalam hal saling kasih, saling menyayang dan saling cinta adalah seperti sebuah tubuh, jika salah satu anggotanya merasa sakit, maka anggota-anggota tubuh yang lain ikut merasakan sulit tidur dan demam..." (HR. Muslim)
JIka direnungkan, sudahkah kita merasakan sakit yang sama dengan saudara-saudara kita di Palestina. Minimal merasakan sulit tidur saat memikirkannya ataukah kita belum dapat mencintai mereka. Faktor yang dapat menimbulkan kecintaan adalah adanya keselarasan dalam perbuatan, keadaan atau tujuan. Apa itu artinya kita memang belum selaras dalam perbuatan dan tujuan.

Sedih rasanya jika memikirkan hal tersebut. Merasa tersiksa dengan keadaan ini. Terlalu sibuk memikirkan kebutuhan sendiri, hingga keadaan saudara sendiri tidak diperhatikan. Hanya membaca artikel-artikel terbarunya, menangis sesaat. Lalu ketika men-shut down laptop seakan-akan tidak ada yang terjadi. Seakan kejadian itu hanya ada dalam dunia khayal. Berbanding terbalik dengan keadaan setelah main game. Begitu laptop dimatikan, rasanya pikiran masih melayang ke dunia fantasi. Dunia sudah jungkir balik kurasa.

Senin, 05 Mei 2014

(Resume) PENGUMPULAN DAN PENYUSUNAN AL QURAN


1.       Penulisan Al Quran pada Masa Rasulullah saw.
Madinah adalah tempat yang kondusif untuk mengajarkan Alquran. Untuk belajar Alquran para sahabat tidak pernah memedulikan rintangan apa yang harus mereka hadapi. Beberapa sahabat tidak menghiraukan jarak yang harus mereka tempuh untuk sampai ke mesjid tempat pengajaran Alquran. Tidak heran jika kemudian banyak sahabat yang hafal Alquran dan memahaminya di luar kepala. Tidak jarang Rasulullah meminta para sahabat untuk membacakan Alquran dihadapannya. Abdullah ibn Mas’ud adalah salah satu sahabat yang dimintai untuk membacakan Alquran dihadapan Rasul. Hal tersebut dikarenakan beliau senang mendengarkan bacaan Alquran dari pada sahabat.
Pada periode ini pengumpulan atau penjagaan Alquran dilakukan dalam dua cara; Al-Jam’u fi al-Shudur (dihafal) dan al-Jam’u fi al-Suthur (ditulis).
a.       Al-Jam’u fi al-Shudur (dihafal)
Rasulullah selalu menyampaikan wahyu yang turun kepada para sahabat, untuk kemudian menghafalnya. Dalam tradisi Arab menghafal adalah hal yang biasa. Mereka terbiasa menghafal secara turun temurun syair dan cerita.
“Menurut al-Suyuthi, pada masa Rasulullah, sudah ada majelis khusus menghafal dan mempelajari Alquran.” (Mattson: 11)
Pada masa Rasulullah, para sahabat fokus menghafal Alquran. Mereka menghabiskan waktu untuk menghafal, mengulang hafalan dan saling menyimak hafalan satu sama lain. Sehingga jika ada orang yang tidak menghafal Alquran akan merasa malu. Sebab hampir seluruh sahabat menghafal Alquran. Sehingga tidak heran jika hampir seluruh sahabat di Madinah hafal Alquran, hanya beberapa orang saja yang tidak hafal.
b.      Al-jam’u fi al-Suthur (ditulis)
Setiap Rasulullah menerima wahyu beliau menghafalnya dan menyampaikan kepada para sahabat untuk dihafalkan. Kemudian menurut berbagai riwayat yang shahih Rasulullah memanggil beberapa orang sahabat untuk menuliskannya. 
“Misalnya, Nabi berkata ketika turunayat 95 dari surat An-Nisa: ‘Panggilkan saya Zayd, dan hendaklah dia membawa tulang dan tinta kesini’.” (Baidan: 26)
Para sahabat yang terkenal dalam menulis wahyu di periode Mekah ialah ‘Abd Allah bin Abi Sarh, Abu Bakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan Ali bin Abi Thalib, al-Zubayr bin ‘Awwam, Khalid dan Aban, Hanzhalah bin al-Rabi’ al-Asadi, Mu’ayqib bin Abi Fathimah, ‘Abd Allah bin al-Arqam al-Zuhri, Syurahbil bin Hasanah, dan ‘Abd Allah bin Rawahah.
Sedang pada periode Madinah ialah Ubay bin Ka’ab, Zayd bin Tsabit, ‘Ali bin Abi Thalib, ‘Abd Alah bin Mas’ud, Abu al-Darda, Mu’adz bin Jabal, dan lain lain.
Pada masa itu belum ditemukan cara pembuatan kertas, sehingga para sahabat mencatat ayat-ayat Alquran pada benda-benda yang mudah didapat. Para sahabat menuliskan ayat-ayat Alquran pada benda-benda berikut.
1.       Ujung pelepah kurma (al-usb0
2.       Batu-batu tipis (al-lakhaf)
3.       Kulit binatang atau pohon(ar-riqa’)
4.       Pangkal pelepah kurma yang tebal (al-karanif)
5.       Tulang belikat yang telah kering (al-aktaf)
6.       Kayu tempat duduk pada unta (al-aktab)
7.       Tulang rusuk binatang(al-adhla’)
(Mahyasin: 114)
Rasulullah tidak menyuruh mengumpulkan Alquran pada satu mushaf, disebabkan hal-hal berikut.
a.      Bahwasanya perhatian para sahabat tertuju pada penghafalannya di luar kepala dan telah banyak para sahabat yang hafal seluruh Alquran.
b.      Rasulullah saw. selalu berharap dan menunggu datangnya tambahan atau ayat yang menyisihkan (nasakh) sebagian lainnya.
(Mahyasin: 115)
2.       Pengumpulan Al Quran pada Masa Abu Bakar ra.
Setelah Rasulullah wafat, Abu Bakar menjadi khalifah pertama yang memimpin umat Islam. Pada masanya banyak orang Islam yang lemah imannya menjadi murtad, lalu sebagian kabilah Arab tidak mau membayar zakat. Abu Bakar memutuskan untuk memerangi orang-orang tersebut. Sehingga terjadilah peperangan Yamamah pada tahun 12 Hijriah. Perang tersebut diikuti oleh sebagian penghafal Alquran.
Menurut riwayat, pada perang tersebut terdapat 70 orang penghafal Alquran yang mati syahid. Hal itu membuat Umar bin Khattab merasa khawatir bahwa suatu hari Alquran akan hilang seiring dengan kematian para penghafal Alquran. Beliau kemudian mengemukakan pendapatnya kepada Abu Bakar, bahwa diperlukan pengumpulan Alquran. Abu Bakar sempat ragu, karena ia khawatir hal tersebut termasuk bid’ah. Namun Umar meyakinkan Abu Bakar, bahwa usulannya tersebut untuk kemaslahatan umat. Akhirnya Abu Bakar setuju dan menunjuk Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Alquran pada satu mushaf. Reaksi Zaid bin Tsabit tidak jauh berbeda dengan Abu Bakar, merasa khawatir hal tersebut termasuk bid’ah. Namun Umar dan Abu Bakar memaparkan alasannya sehingga Zaid bin Tsabit akhirnya setuju. Zaid kemudian mengumpulkan Alquran pada satu mushaf yang disimpan oleh Abu Bakar di rumahnya.
Yang menjadi sandaran utama penulisan Alquran yaitu harus terdapat bukti berupa tulisan dan hafalan para sahabat. Jika salah satunya tidak ditemukan, maka Zaid menangguhkan menuliskannya hingga keduanya (tulisan dan hafalan) dapat ditemukan.

3.       Penyeragaman Al Quran pada Masa Utsman ra.
Meluasnya kekuasaan Islam dan tersebarnya para penghafal Alquran ke berbagai tempat menyebabkan penduduk di berbagai tempat mengikuti bacaan para sahabat di tempat tersebut, sehingga;
a.      Penduduk kota Syam (Syiria) membaca Al-Quran mengikuti bacaan Ubai ibn Ka’ab (wafat tahun 20 H)
b.      Penduduk Kufah membaca Al-Quran mengikuti bacaan Abdullah ibn Mas’ud (wafat tahun 32 H)
c.       Penduduk kota-kota lainnya mengikuti bacaan Abu Musa Al-Asy’ari (wafat tahun 44 H), dan begitulah seterusnya.
(Mahyasin: 123).

Segi bacaaan-bacaan mereka berbeda-beda, sesuai dengan huruf-huruf yang diturunkan kepada Rasulullah. Namun ternyata hal tersebut menimbulkan tanda tanya di benak umat Muslim yang tidak pernah mendengar langsung dari Rasulullah.
Ketika terjadi penaklukan Armenia dan Ajerbaijan, penduduk kota Syam dan Irak bertemu. Yaman yang ikut pada perang tersebut menyadari bahwa ada perselisihan diantara umat Muslim. Masing-masing mereka menganggap bahwa bacaannya yang paling baik. Yaman kemudian melaporkan hal tersebut pada Umar bin Khattab.
Mendengar berita tersebut, Umar merasa khawatir kalau hal tersebut dapat memecah-belah umat Islam. Sehingga ia memutuskan untuk bermusyawarah dengan sahabat yang lainnya. Lalu diambilah keputusan untuk menyatukan Alquran pada satu mushaf saja. Untuk kemudian dijadikan rujukan apabila terjadi perselisihan. Beberapa mushaf tersebut disebarkan ke kota-kota yang lain.

Daftar Pustaka
Mahyasin, M.S., (2005). Sejarah Alquran: Studi Awal Memahami Kitabullah. Jakarta: Akademika Pressindo.
Mattson, I., (2013). Ulumul Quran Zaman Kita. Jakarta: Zaman.

Nashruddin Baiddan, (2005). Wawasan Baru Ilmu Tafsir. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Unnamed Letter

Selamat menyelam.

Kembali termenung. Menatap guratan pada langit kamar, meresapi bintangnya yang terang dalam gulita. Walau hanya tempelan, ia tetap dapat bersinar meski sesaat. Ragu, rasanya tak pernah menerangi kamar yang lain walau sesaat. Terlalu sibuk membenahi sesuatu yang tak pernah rapih. Apa benar kamar ini akan selamanya gelap? Tak pernah ada lentera bahkan tak pernah ada lilin. Terlalu suram dan menyedihkan. Selalu gagal setiap kali hendak menyalakan lentera. Bahkan menolak penguhuni kamar sebelah untuk menyalakannya. Apa memang sudah saatnya mengibarkan bendera putih? atau mulai memasang mata dan telinga agar mendapat sesuatu yang lebih. Hopefully someone can come. Menolong kamar ini agar dapat bercahaya. Memubuat hidup kamar ini. Tak lagi suram dan menyedihkan.

"Aku hanya bisa mengeja kerinduan dengan barisan aksara yang kuantar padamu. Dalam sewujud surat tanpa nama yang tak pernah jemu aku rangkai. Meski aku tak pernah tahu siapa dirimu, dimana keberadaanmu, dan kapan kehadiranmu. Meski aku hanya bisa mengulum senyum akan keteduhan pandanganmu, pendaran air mukamu, hingga lekuk garis wajahmu. Meski akhirnya aku merabamu dalam puisi, kembali"
-Fu