Sabtu, 08 September 2012

Pacaran atau Jadian


Note ini  Taj ambil dari buku Twitografi Asma Nadia yang semoga bisa memberikan pencerahan bagi yang baca ^^

Ada yang bilang, punya pacar perlu biar ada yang merhatiin..
Itu ortu selama ini ngurusin dianggap apa ya :p

Ada juga yang bilang pacaran biar ada yang anterin ke sana kemari… hihihi ini pacar apa tukang ojek :p

Ada yang bilang pacaran biar ada yang bawa-bawain kalau pas belanja berat-berat.. hihihi jadi inget kuli pasar :p

Alasan lain pacaran biar semangat belajar…
Apa iya?
Buat yang alas an pacaran biar semangat belajar..
Menurut saya ini nggak adil banget untuk ortu kalian. Kenapa?
Berapa lama sih kenal pacar? Apa aja yang sudah diberikan dia? Bandingkan dengan kebersamaan dan apa yang sudah diberikan ortu padamu.
Kebersamaan dengan ortu dan begitu banyak yang sudah mereka berikan. Kenapa ortu nggak cukup menjadi motivasi belajar?
Atau pacaran perlu biar nggak seperti beli kucing dalam karung. Kenyataannya lama pacaran nggak menjamin langgeng pernikahan.
Banyak lagi excuse, alasan yang bisa dikemukakan untuk membela pacaran dari yang serius sampai sekedar iseng atau ikut-ikutan.
Ada remaja yang jawab pas ditanya kenapa pacaran: mumpung ada yang mau, Mbak! :p (dilarang meniru adegan ini dirumah :p)
Atau pacaran karena gengsi. Yang lain sudah punya pacar kok saya belum. Kesannya nggak laku :p
Satu hal, kualitas dirimu tidak ditentukan oleh apakah kamu punya pacar atau tidak.
Punya pacar itu ada resikonya.. mood naik turun. Kalau pacar nggak perhatian, nggak cantumin status relationship di FB or twitter
Atau kalau pacar mendadak ngilang nggak bisa dihubungi, nggak sms... lemes.com deh
Prestasimu juga tidak diukur dari berapa kali gonta-ganti pacar hehehe. Yang begini nggak bakal dihitung sebagai prestasi pas melamar kerja.
Resiko lain pacaran siap siap patah hati.. serius!
Jadi jangan pacaran kalau nggak mau sakit hati, buang-buang waktu, air mata dan energi!
Apakah resiko pacaran hanya air mata? J ternyata tidak. Dunia pacaran juga rentan kejahatan! Bukan nakut-nakutin.
Berita pelecehan hingga pembunuhan yang dilakukan mantan pacar, tidak asing di telinga kita. Membuat saya merenung L
Contoh kasus ekstrim, seorang mahasiswi yang menghilag, dan 3 bulan kemudian ditemukan di lemari pacarnya sudah menjadi mayat L
Seorang gadis, anak sulung dan tumpuan keluarga, cacat seumur hidup dianiaya pacar karena menolak berhubungan intim.
Pacaran nggak mendekatkan ke pintu syurga.
Manfaatkan usia muda bukan untuk pacaran dan galau tapi gali potensi untuk berprestasi dan mewujudkan mimpi diri dan orang tua.
Terbukti: pada akhirnya cinta kasih ortu dan keluarga yang paling tulus. Kenapa harus mencari yang belum tentu murni?
Buat dirimu berguna, jadi muslim dan muslimah yang multifungsi, berdaya bagi keluarga, bangsa dan umat! Waktu nggak terbuang untuk pacaran.
Gunakan masa sebelum nikah untuk memperbaiki kualitas diri  di hadapan-Nya. Ingat laki-laki baik untuk perempuan baik. Bisa tanpa pacaran.
Lalu benarkan pacaran nggak ada positifnya sama sekali? Well layakkah menempuh hal yang dilarang-Nya dengan alasan apapun?
Seorang remaja yang suka sama @putrisalsa1 (baca: anak Asma Nadia) Tanya ke saya, kenapa Caca nggak dizinkan pacaran
Saya bilang, bukan saya yang nggak ngizinin, tapi Allah…
Gimana dong, bukan zinanya aja yang dilarang tapi hal-hal yang mendekatkan, termasuk pacaran.
Lalu bagaimana agar menikah tapi nggak seperti beli kucing dalam karung? Ada media kenal alias ta’aruf: pedekate dengan niat nikah.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar