Ini cerbung fiksi yang disertasi beberapa fakta.
Silahkan dibaca :)
Runtuhlah!
Katanya pada sang pilar di shubuh ini
Mana lagi yang akan ia taklukkan
Selain bangunan bangunan tanpa hati
Rona
ceria mentari pagi ini meluluhkan keegoisanku. Entah sudah keberapa kalinya aku
mengamuk pada ibuku. Masalah sepele memang, hanya berbeda pendapat soal baju
mana yang harus kupakai besok. Biasanya amukanku disertai mogok makan, memaksa
perutku menahan lapar. Tapi pagi ini sang perut mengibarkan bendera putih, memintaku
untuk mengalah. Meredam egoku untuk tidak makan.
Perlahan tapi pasti aku mengendap ke
ruang makan. Layaknya kucing yang tengah memburu tikus. Aku berhenti sebentar
untuk melihat keadaan, tetap tak ada seorangpun. Mungkin ibu tengah belanja,
mengingat itu hari minggu. Setelah memastikan tak ada siapapun aku bergegas
melahap jamuan pagi itu.
“Fi kalau sudah lapar makan saja”
Ucap ibu sambil tersenyum dari arah pintu kamarnya.
Aku berbalik sambil memasang wajah
geram. Berpura masih dongkol atas kejadian tadi malam lalu melesat kembali ke
kamar. Segera bersiap-siap berangkat ke kampus, kegiatan himpunan yang
menyebalkan lagi.
# # #
Seseorang berbicara soal
keburukanku. Aku menerimanya sepenuh hati, sebab pepatah mengatakan seseorang
yang berbicara soal keburukan kita adalah penjaga yang tidak pernah dibayar.
Aku setuju pada pepatah itu. Biarlah ia terus mengoreksi keburukanku, meski
akhirnya ia lupa pada keburukannya sendiri.
Omongannya mengingatkanku pada sosok ibu yang telah hilang.
“Fi? Tadi ketua pelaksana titip
pesan, katanya ada yang mau diperbincangkan soal acara pengabdian”
Aku anggukkan kepala sambil melempar senyum padanya, tak lupa ucap
terimakasih.
Bergegas menuruni tangga fakultas
menuju tempat rapat. Lobi yang dipenuhi mahasiswa sempat membuatku urung untuk
meneruskan langkah, jika saja aku tidak mengingat amanah yang tengah kuemban.
Hiruk pikuk itu terus berlanjut sampai ke tempat rapat. Ada banyak forum di
atas forum saat aku menjejakkan kaki di ruangan itu. Sekelabat bayangan dari
ruang utama tengah melangkah menujuku.
“ ’Afwan menganggu Fi. Tapi ini penting
sekali. Soal beberapa panitia yang mengundurkan diri karena berbeda pendapat
dengamu tempo hari.”
“Ya, aku sudah mendengarnya dari
Ghazi tadi pagi. Cukup mencengangkan yah?”
“Yaah lumayan Fi. Cukup membuatku
tegang. Ini kan acara penting di himpunan kita. Kalau banyak masalah internal
seperti ini khawatir membuat acara nanti jadi tidak sukses.’
Aku hanya tersenyum mendengar
tanggapannya. Tengah berpikir tindakan apa yang harus kuambil saat ini. Sambil
sesekali menggerak-gerakkan telunjuk di atas meja. Beberapa saat selanjutnya
bola lampu Thomas melayang di atas kepalaku.
“Biarkan mereka mengundurkan diri.
Kita tetap bertahan dengan jumlah panitia yang menipis. Serahkan pekerjaan
mereka pada panitia yang kurang kerjaan.” Mengucapkan salam sambil melangkah
keluar ruangan.
“Baiklah Fi kalau itu maumu!”
tanggapan dari sang ketua pelaksana terdengar samar.
Aku harus segera menuju tempat
kajian hari ini di gedung kegiatan mahasiswa. Seingatku kajian hari ini masih
bersambung dengan kajian minggu lalu. Soal konspirasi yang tengah dijalani para
Zionis. Minggu lalu mengungkap beberapa ilmuwan terkemuka dunia yang menemui
ajal secara misterius.
Beberapa bulan belakangan aku
menggandrungi hal-hal yang berbau konspirasi. Sejak membaca sebuah buku karya
jurnalis handal Amerika yang mengungkap rahasia serangan 11 September.
Kesimpulannya ternyata mencengangkan. Orang-orang Amerika sendiri yang
merancang serangan tersebut. Sama sekali tidak pernah aku bayangkan. Kabut
tebal yang selama ini menyelimuti pikiranku seakan sirna. Organisasi inilah
yang membuka pikiranku. Seakan hidup di dunia yang baru. Dunia tanpa fantasi.
“Pada tahun 2000 15 ahli disiplin
politik mengkaji sebuah dokumen rahasia yang bocor. Dokumen tersebut berisi
kajian strategis sebuah tim di bawah pimpinan Mantan Menteri Pertahanan Amerika
Serikat, William Cohen seorang gembong Zionis. Judul dari hasil kajian tersebut
adalah ‘Asia tahun 2025 dan
pengaruhnya terhadap keamanan nasional Amerika Serikat abad 21’. Isinya sungguh mencengangkan.
Indonesia dan Pakistan harus dilenyapkan selambat-lambatnya pada tahun 2025.”
Betul saja, aku telat. Pemateri
sudah memaparkan banyak hal sepertinya.
“Zionis AS
tidak akan memakai jalan kekerasan terlebih dahulu, langkah pertama mereka akan
memasukan pengaruhnya ke Indonesia lewat media televisi, cara pergaulan, mode dll. Bila cara tersebut tidak berhasil!? Maka mereka akan memakai langkah
kekerasan/perang.
Diawali tahun
2006 dengan banyaknya pengaruh Yahudi yang masuk ke Indonesia seperti krisis
multi dimensi, dimulai dari bermunculannya kekuatan separatis serta
terorganisirnya perusakan moral generasi muda dengan narkoba, minuman keras dll. Yang diback up kaum kapitalis
barat sampai akhirnya kita tidak sanggup lagi untuk mempertahankan negara kita
yang bernama Indonesia ini.
Kita lihat
saja Indonesia saat ini, hampir bukanlah Indonesia yang dahulu. Banyak acara TV yg mempropagandakan simbol-simbol
Zionisme, banyak remaja salah pergaulan
Kita sebagai umat muslim
terbesar di dunia dan kita warga negara Indonesia jangan sampai tercuci otak
atau ikut mempropagandakan
Zionisme Yahudi tersebut.”
Tidak ada komentar:
Posting Komentar