Sabtu, 28 Desember 2013

Pilar Part 1 (Cerbung Fiksi)


Ini cerbung fiksi yang disertasi beberapa fakta.

 Silahkan dibaca :)

Runtuhlah!
Katanya pada sang pilar di shubuh ini
Mana lagi yang akan ia  taklukkan
Selain bangunan bangunan tanpa hati

                Rona ceria mentari pagi ini meluluhkan keegoisanku. Entah sudah keberapa kalinya aku mengamuk pada ibuku. Masalah sepele memang, hanya berbeda pendapat soal baju mana yang harus kupakai besok. Biasanya amukanku disertai mogok makan, memaksa perutku menahan lapar. Tapi pagi ini sang perut mengibarkan bendera putih, memintaku untuk mengalah. Meredam egoku untuk tidak makan.
Perlahan tapi pasti aku mengendap ke ruang makan. Layaknya kucing yang tengah memburu tikus. Aku berhenti sebentar untuk melihat keadaan, tetap tak ada seorangpun. Mungkin ibu tengah belanja, mengingat itu hari minggu. Setelah memastikan tak ada siapapun aku bergegas melahap jamuan pagi itu.
“Fi kalau sudah lapar makan saja” Ucap ibu sambil tersenyum dari arah pintu kamarnya.
Aku berbalik sambil memasang wajah geram. Berpura masih dongkol atas kejadian tadi malam lalu melesat kembali ke kamar. Segera bersiap-siap berangkat ke kampus, kegiatan himpunan yang menyebalkan lagi.
#             #             #
Seseorang berbicara soal keburukanku. Aku menerimanya sepenuh hati, sebab pepatah mengatakan seseorang yang berbicara soal keburukan kita adalah penjaga yang tidak pernah dibayar. Aku setuju pada pepatah itu. Biarlah ia terus mengoreksi keburukanku, meski akhirnya ia lupa pada keburukannya sendiri.  Omongannya mengingatkanku pada sosok ibu yang telah hilang.
“Fi? Tadi ketua pelaksana titip pesan, katanya ada yang mau diperbincangkan soal acara pengabdian”
Aku anggukkan kepala sambil  melempar senyum padanya, tak lupa ucap terimakasih.
Bergegas menuruni tangga fakultas menuju tempat rapat. Lobi yang dipenuhi mahasiswa sempat membuatku urung untuk meneruskan langkah, jika saja aku tidak mengingat amanah yang tengah kuemban. Hiruk pikuk itu terus berlanjut sampai ke tempat rapat. Ada banyak forum di atas forum saat aku menjejakkan kaki di ruangan itu. Sekelabat bayangan dari ruang utama tengah melangkah menujuku.
“ ’Afwan menganggu Fi. Tapi ini penting sekali. Soal beberapa panitia yang mengundurkan diri karena berbeda pendapat dengamu tempo hari.”
“Ya, aku sudah mendengarnya dari Ghazi tadi pagi. Cukup mencengangkan yah?”
“Yaah lumayan Fi. Cukup membuatku tegang. Ini kan acara penting di himpunan kita. Kalau banyak masalah internal seperti ini khawatir membuat acara nanti jadi tidak sukses.’
Aku hanya tersenyum mendengar tanggapannya. Tengah berpikir tindakan apa yang harus kuambil saat ini. Sambil sesekali menggerak-gerakkan telunjuk di atas meja. Beberapa saat selanjutnya bola lampu Thomas melayang di atas kepalaku.
“Biarkan mereka mengundurkan diri. Kita tetap bertahan dengan jumlah panitia yang menipis. Serahkan pekerjaan mereka pada panitia yang kurang kerjaan.” Mengucapkan salam sambil melangkah keluar ruangan.
“Baiklah Fi kalau itu maumu!” tanggapan dari sang ketua pelaksana terdengar samar.
Aku harus segera menuju tempat kajian hari ini di gedung kegiatan mahasiswa. Seingatku kajian hari ini masih bersambung dengan kajian minggu lalu. Soal konspirasi yang tengah dijalani para Zionis. Minggu lalu mengungkap beberapa ilmuwan terkemuka dunia yang menemui ajal secara misterius.
Beberapa bulan belakangan aku menggandrungi hal-hal yang berbau konspirasi. Sejak membaca sebuah buku karya jurnalis handal Amerika yang mengungkap rahasia serangan 11 September. Kesimpulannya ternyata mencengangkan. Orang-orang Amerika sendiri yang merancang serangan tersebut. Sama sekali tidak pernah aku bayangkan. Kabut tebal yang selama ini menyelimuti pikiranku seakan sirna. Organisasi inilah yang membuka pikiranku. Seakan hidup di dunia yang baru. Dunia tanpa fantasi.
“Pada tahun 2000 15 ahli disiplin politik mengkaji sebuah dokumen rahasia yang bocor. Dokumen tersebut berisi kajian strategis sebuah tim di bawah pimpinan Mantan Menteri Pertahanan Amerika Serikat, William Cohen seorang gembong Zionis. Judul dari hasil kajian tersebut adalah Asia tahun 2025 dan pengaruhnya terhadap keamanan nasional Amerika Serikat abad 21’. Isinya sungguh mencengangkan. Indonesia dan Pakistan harus dilenyapkan selambat-lambatnya pada tahun 2025.”
Betul saja, aku telat. Pemateri sudah memaparkan banyak hal sepertinya.
“Zionis AS tidak akan memakai jalan kekerasan terlebih dahulu, langkah pertama mereka akan memasukan pengaruhnya ke Indonesia lewat media televisi, cara pergaulan, mode dll. Bila cara tersebut tidak berhasil!? Maka mereka akan memakai langkah kekerasan/perang.
Diawali tahun 2006 dengan banyaknya pengaruh Yahudi yang masuk ke Indonesia seperti krisis multi dimensi, dimulai dari bermunculannya kekuatan separatis serta terorganisirnya perusakan moral generasi muda dengan narkoba, minuman keras dll.  Yang diback up kaum kapitalis barat sampai akhirnya kita tidak sanggup lagi untuk mempertahankan negara kita yang bernama Indonesia ini.
Kita lihat saja Indonesia saat ini, hampir bukanlah Indonesia yang dahulu. Banyak acara TV yg mempropagandakan simbol-simbol Zionisme, banyak remaja salah pergaulan
Kita sebagai umat muslim terbesar di dunia dan kita warga negara Indonesia jangan sampai tercuci otak atau ikut mempropagandakan Zionisme Yahudi tersebut.”

Tidak ada komentar:

Posting Komentar