Kamis, 20 Desember 2012

Cinta Yang Mana Yang Kaumaksud?

Bismillahirrahmanirrahim

Apakah kamu yang tersesat?
ataukah aku yang keliru mengambil arah?
Bahkan di persimpangan pun, kita tidak juga bertemu
-Andrei Aksana-


Menanti pasangan hidup layaknya menanti hari kiamat. Kedatangannya pasti namun entah kapan datangnya. Masih merupakan misteri. Mungkin hal itu juga yang menyebabkan pembahasan mengenai cinta ini tidak akan pernah selesai. Manusia akan selalu tertarik membahas hal-hal ghaib atau hal-hal yang tidak diketahui secara pasti.



Kebanyakan manusia pada saat ini terjebak dengan definisi cinta. Ketika membicarakan cinta, bagi mereka identik dengan pasangan hidup. Bahkan ada yang langsung berpikir mengenai pacaran. Sesungguhnya arti cinta saat ini sudah begitu sempit. Cinta yang hakiki tentu hanya pada Allah, selain cinta kepada-Nya atau cinta yang disebabkan karena-Nya maka menjadi haram hukumnya. Mencintai seseorang karena hartanya, fisiknya atau keturunannya tanpa melihat agamanya tentu tidak diperkenankan. Mencintai manusia hendaklah karena agamanya. Sejauh mana pemahaman dan praktiknya dalam kehidupan.
Cinta menjadi haram jika tidak dilandasi cinta kepada Allah. Mencintai dan membenci karena-Nya sebagaimana dalam hadist Rasulullah saw. Lalu bagaimana dengan fenomena pacaran pada saat ini?
Ini tentu berlawanan dengan aturan agama Islam. Pacaran menyebabkan banyak pemuda-pemudi Islam terlena dengan kehidupan dunia. Lupa menyiapkan bekal untuk kehidupan akhirat kelak. Terjebak dengan keindahan duniawi yang fana. Pemuda-pemudi berbondong-bondong mencari pacar karena tidak ingin dianggap tindak laku atau tidak gau. Sungguh menakutkan.
Mereka yang berpacaran mengatasnamakan perbuatannya dengan kata cinta. Sungguh, cinta tidak sesederhana itu. Cinta yang seharusnya tentu begitu agung. Hingga salah seorang pujangga berkata "Cinta suci tidak akan tumbuh dalam diri manusia yang kotor".

Kualitas yang terpenting bukan pada orang yang kau harapkan menjadi belahan jiwamu, tapi padamu yang akan jatuh cinta kepadanya. 
Jika engkau tidak membeningkan hati, tidak menjernihkan pikiran, dan tidak mengindahkan perilakumu; engkau akan mudah jatuh cinta kepada pribadi yang akan mengecewakanmu. 
Belahan jiwamu hanya seindah jiwamu. 
-Mario Teguh-

Tidak ada komentar:

Posting Komentar