Kisah ini dikutip
dari buku Mengasah Hati karya Zaim Saidi. Semoga bermanfaat dan insya Allah inspiratif..
Beberapa tahun
lalu, ketika ibu datang berkunjung, ia mengajak saya untuk berbelanja
bersamanya karena dia membutuhkan sebuah gaun baru. Saya sebenarnya tidak suka
pergi belanja bersama orang lain. Dan saya bukanlah orang yang sabar. Tetapi,
walaupun demikian, kami berangkat juga ke pusat perbelanjaan
Kami
mengunjungi setiap toko yang menyediakan gaun wanita, dan ibu saya mencoba gaun
demi gaun dan mengembalikan semuanya.
Seiring hari yang berlalu, saya mulai lelah dan ibu saya mulai frustasi. Akhirnya,
pada toko terakhir yang kami kunjungi, ibu mencoba satu stel gaun biru yang
cantik terdiri dari tiga helai. Pada blusnya terdapat sejenis tali di bagian
tepi lehernya, dank arena ketidaksabaran saya, maka untuk kali ini saya ikut
masuk dan berdiri bersama ibu saya dalam ruang ganti pakaian. Saya melihat
bagaimana ia mencoba pakaian tersebut, dan dengan susah mencoba untuk mengikat
talinya.
Ternyata tangan-tangannya
sudah mulai dilumpuhkan oleh penyakit radang sendi dan sebab itu dia tidak
dapat melakukannya. Seketika kesabaran saya digantikan oleh suatu rasa kasihan
yang dalam kepadanya. Saya berbalik pergi dan mencoba menyembunyikan air mata
saya yang mengalir keluar tanpa saya sadari. Setelah saya mendapatkan
ketenangan lagi, saya kembali masuk ke kamar ganti untuk mengikatkan tali gaun
tersebut.
Pakaian ini
begitu indah, dan dia membelinya. Perjalanan belanja kami telah berakhir,
tetapi kejadian tersebut terukir dan tidak dapat terlupakan dari ingatan saya. Sepanjang
sisa hari itu, pikiran saya tetap saja kembali pada saat berada di dalam ruang
ganti pakaian tersebut dan terbayang yangan ibu saya yang sedang berusaha
mengikati tali blusnya. Kedua tangan yang penuh dengan kasih, yang pernah
menyuapi saya, memandikan saya, memakaikan baju, membelai dan memeuk saya. Sekarang
tangan itu telah menyentuh hati saya
dengan cara yang paling membekas di hati.
Kemudian pada
sore harinya, saya pergi ke kamar ibu, mengambil tangannya, menciumnya dan yang
membuatnya terkejut, memberitahukannya bahwa bagi saya kedua tangan tersebut
adalah tangan yang paling indah di dunia ini. Saya sangat bersyukur bahwa tuhan
telah membuat saya dapat melihat dengan mata saya yang baru, betapa bernilai
dan berharganya kasih saying yang penuh pengorbanan dari seorang ibu.
Saya hanya
dapat berdoa bahwa suatu hari kelak tangan dan hati saya akan memiliki
keindahannya tersendiri.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar