Rabu, 04 April 2012

Tinta Untuk Menulis Kemaksiatan

Kisah ini dikutip dari buku Kisah Orang-orang Zalim karya Muhammad Abduh.

Berikut ini, mari kita baca sebuah kisah yang menarik. Membacanya harus dengan perenungan yang mendalam, sehingga kita tahu bagiamana seorang hamba dapat selamat dari penguasa yang zalim.
Abu ja’far adalah salah seorang yang terkenal dengan julukan si pemenggal leher, orang yang gemar menumpahkan darah dan membuat takut rakyatnya. Dia mengirim surat kepada Malik bin anas dan Ibnu thawus agar datang menemuinya. Abu Ja’far duduk di atas singgasananya. Di depannya telah digelar karpet merah, semenatara para algojo berjajar disampingnya. Abu Jafar memerintahkan Malik bin Anas dan Ibu thawus untuk duduk. Mereka berdua duduk. Lama sekali.
Abu Ja’far duduk sambil menundukkan kepala, kemudian dia mengangkat kepalanya dan berkata pada Ibnu Thawus, “Coba riwayatkan sebuah hadits yang berasal dari ayahmu!”
Ibu Thawus menjawab, “Saya mendengar bapak saya berkata, “Rasulullah saw bersabda, Manusia yang paling keras siksanya di hari kiamat adalah seseorang yang diberi kekuasaan oleh Allah. Namun, laki-laki itu berlaku zalim dalam kekuasaannya.”
Abu Ja’far diam, hingga malam menyelimuti mereka. Malik berkata di dalam hati, ‘Saya takut terjadi sesuatu pada diri Ibnu thawus.”
Abu Ja’far berkata, “hai Ibnu Thawus ambilkan saya tinta yang ada di dekatmu.” Ibnu Thawus tidak bergerak. Abu Ja’far kembali berkata, “Apa yang menghalangimu tidak mau mengambil tinta itu untuk untukku?” Ibnu Thawus menjawab. “Saya takut, engkau menggunakan tinta itu untuk menulis suatu kemaksiatan. Jika demikian, saya telah menjadi sekutumu dalam berbuat maksiat.”
Mendengar ucapan ini, Abu Ja’far berkata, “Pergilah kalian berdua!”
Ibnu Thawus membacakan sebuah ayat dan ayat itu adalah, “Itulah yang kamu harapkan.” (QS. Al-Kahfi [18]: 64)
Malik berkata, “Sejak hari itu, saya senantiasa mengenak karisma Ibnu Thawus.”
Kisah di atas itu merupakan kisah yang sangat menakjubkan. Ibnu Thawus berdiri di hadapan seorang penguasa yang amat kejam dan ringan tangan. Setiap saat dia bias memenggal leher siapa saja yang tidak sepaham. Dia tidak merasa takut pada Allah. Ibnu thawus selamat dari kekejaman Abu Ja’far dan peristiwa ini telah dicatat dalam sejarah.

Kisah yang sangat inspiratif dan perlu diperhatikan oleh para penulis..


Tidak ada komentar:

Posting Komentar