Aku mencintaimu sejak waktu, sejak bumi, sejak
sukma, sejak bayi
Aku mencintaimu sampai laut, sampai langit,
sampai darah, sampai mati
Setiap hari kucatat dan kupotret kau dalam
batin
Kau menempel di buku-buku, di televise, di
gedung-gedung dan panggung pertunjukkan
Juga pada angin dan debu pada napasku
Aku berjalan tersaruk mengendusi semua jejak
Yang kau tinggalkan seperti pemburu yang
Saturday
Panggil aku cinta
Bukan, aku bukan wanita khayalanmu
Au yang mendambamu hingga ke paling lembah
Apakah kau percaya pada ada dan tiada?
Sebab aku mungkin ada.
Sebab aku mungkin hanya tiada
Sepotong diam yang tak henti mencinta
Hingga penghujung senja
Helvy Tiana Rosa
Kemayoran, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar