Dimanakah semesta saat aku menatapmu?
Hanya hujan yang menampar-nampa muka
Tak ada tempat berpijak selain gemuruh
Langit menjelma kaca kita yang retak
Lara cuaca
Namun kau harus pelangi, seperti katamu
Muncul sewaktu-waktu
Dan menyisakan warna birunya selalu
Dalam kamus sunyiku
Helvy Tiana Rosa
Kemayoran, 1988
Tidak ada komentar:
Posting Komentar