BAGIAN
I
IDENTITAS
BUKU
1. Judul
Tentara
Langit
2. Pengarang
Feryanto
Hadi
3. Penerbit
Pyramedia
4. Kota
Terbit
Yogyakarta
5. Tahun
Terbit
2010
6. Cetakan
Cetakan
ke-1
7. Ilustrasi
Sampul
Sampul
bagian depan perpaduan warna merah dan coklat, terlihat gambar seorang wanita berjilbab
yang sedang memejamkan matanya. Dibawah gambar wanita itu terdapat tulisan
judulnya: “Tentara Langit”. Dibalik tulisan judulnya terlihat gambar perumahan,
jalanan yang diterangi lampu-lampu hingga gedung pencakar langit dan dibawah
gambar tersebut ada wajah seorang lelaki yang memejamkan mata pula. Karena
latar novel ini di Palestina, gambar perumahan, jalanan yang diterangi
lampu-lampu dan gedung pencakar langit mungkin adalah gambaran salah satu kota
di Palestina. Gambar wajah seorang wanita yang berjilbab seakan-akan terbang di
langit karena terdapat di bagian atas gambar salah satu kota. Sampul bagian
belakang terdapat gambar bulan sabit di sudut kanan atas dan dibawahnya nampak
bukit. Menggambarkan keadaan kota pada malam hari yang gelap, namun cahaya
kemerahan masih nampak di langit.
BAGIAN
II
IDENTITAS
PEMBACA
1. Nama
Tajdidah
Fikry
2. Latar
Keluarga
Alhamdulillah
keluarga cukup mendukung hobi membaca saya. Namun kedua orang tua memang tidak
pernah membelikan saya buku bacaan, hanya membelikan buku-buku pelajaran saja.
Artinya saya sendirilah yang harus menyisihkan uang untuk membeli novel. Setiap
bulan biasanya ada satu atau dua novel yang saya beli. Jika pengeluaran sedang
membengkak terpaksa bulan itu saya sama sekali tidak membeli novel, cara
lainnya adalah meminjam buku ke perpustakaan sekolah. Tapi karena jumlah novel
di perpustakaan sekolah hanya sedikit, usaha lain saya lakukan. Meminjam buku
dari teman yang hobinya membaca juga.
3. Latar
Baca
a. Lingkungan
Lingkungannya
Alhamdulillah cukup mendukung. Keadaan kamar yang jauh dari kebisingan adalah
salah satu faktornya. Namun, jika terpaksa membaca novel ini di kampus. Keadaan
bising yang saya temui cukup menganggu dan membuat konsentrasi saya buyar. Jadi
jika terpaksa membaca novel di kampus saya memilih membacanya di mesjid yang
situasinya lebih kondusif.
b. Pengalaman
Baca
Pengalaman
yang saya dapatkan pada saat proses pembacaan novel ini cukup banyak.
Diantaranya jika ingin memahami lebih dalan sebuah novel hendaknya tidak
membaca dengan tergesa-gesa. Jika ingin merampungkan sebuah novel sedangkan
jadwal kuliah padat maka jadwalkanlah waktu tertentu untuk membaca novel.
c. Buku
yang Disukai
1) Bumi
Cinta oleh Habiburrahman El-Shirazi.
2) Ketika
Cinta Bertasbih oleh Habiburrahman El-Shirazi
3) Bidadari-bidadari
Surga oleh Tere Liye.
4) Ketika
Mas Gagah Pergi dan kembali oleh Helvy Tiana Rosa.
5) Negeri
5 Menara oleh Ahmad Fuadi.
6) Ranah
3 Warna oleh Ahmad Fuadi.
7) Surat
Kecil Untuk Tuhan oleh Agnes Davonar.
8) Agar
Bidadari Cemburu Padamu oleh Salim A. Fillah.
9) Nikmatnya
Pacaran Setelah Pernikahan oleh Salim A. Fillah.
10) Ipung
oleh Aprie GS.
11) Tirai
Menurun oleh Nh. Dini.
BAGIAN
III
AKTIFITAS
BACA
1. Permulaan
Baca
Novel
ini saya beli dua hari sebelum proses pembacaan. Sempat bingung menentukan
novel macam apa yang akan saya beli. Namun kali itu saya sedang tertarik dengan
permasalahan Palestina dan Israel, maka saya mencari novel yang berkaitan
dengan hal tersebut. Setelah mendapatkan novelnya, saya masih ragu apa novel
ini yang akan saya bikin sinopsisnya nanti atau buku yang lain. Karena pada
saat itu saya baru saja meminjam tiga buah novel dari perpustakaan UPI yang
salah satu judulnya adalah Tirai Menurun karangan Nh. Dini. Cukup tertarik
memang dengan novel tersebut. Namun agaknya bahasa yang dipakai oleh Nh. Dini
cukup asing bagi saya. Banyak istilah-istilah yang baru say abaca kala itu. Dan
itu membuat saya berpaling pada novel yang lain. Judulnya Ipung dan nampaknya
bahasa novel tersebut mudah dipahami akhirnya saya memutuskan novel tersebut
yang akan saya buat laporan bacanya. Lagi-lagi karena tidak bisa membagi waktu
antara mengerjakan tugas dan membaca novel deadline pengembalian buku ke perpus
pun datang sedang saya masih belum merampungkan Ipung. Sempat berpikir ingin
memperpanjang masa peminjaman namun komputer yang dirancang untuk mendata buku
yang akan dipinjam itu rusak. Dan akhirnya naas, saya harus mengulang proses
pembacaan novel dari awal lagi. Akhirnya saya menjatuhkan pilihan pada novel
yang baru saya beli dan memang belum sempat dibaca. Proses pembacaan saya mulai
pada rabu, 2 November 2011.
2. Cara
Baca
Hampir
seluruh bagian dari novel ini saya baca di rumah, karena jadwal kuliah yang
padat jadi tidak ada waktu jika membacanya di kampus. Biasanya tempat yang
nyaman untuk membaca buku itu di kamar. Dalam posisi apapun saya selalu
menikmati momen-momen ketika membaca. Namun yang paling sering, saya membaca
dengan posisi telungkup dan kadang sambil membawa cemilan. Cukup tergesa-gesa
membaca novelnya karena deadline pengumpulan semakin dekat. Berbagai usaha saya
kerahkan, mulai dari membawa novelnya ke kampus dan membacanya di setiap ada
waktu luang. Namun saya rasakan hal tersebut kurang efektif. Cepat selesai
memang, namun saya jadi kurang memahami jalan ceritanya karena lingkungan yang
gaduh. Sempat juga saya mencoba membacanya di mesjid, yang suasananya sangat
mendukung. Alhamdulillah lebih baik daripada membacanya saat di kelas. Namun
yang paling nyaman menurut saya tetap saja saat membaca dalam keadaan rileks,
tidak tergesa-gesa dan menikmati.
3. Intensitas
Baca
Novel
yang tebalnya 365 halaman ini saya selesaikan dalam waktu lima hari. Waktu yang
lama menurut saya, dikarenakan bahasa yang dikenakan pada novel ini tidak
terlalu rumit. Seharusnya jika bahasa yang digunakan tidak terlalu sulit, dalam
semalampun saya bisa menyelesaikannya. Manajemen waktu yang kurang baik sangat
mempengaruhi proses pembacaan novel ini. Biasanya dalam sehari saya membaca 196
halaman, namun pernah dilain hari saya hanya membaca beberapa halaman saja
karena fokus mengerjakan tugas mata kuliah lain. Di hari selanjutnya saya
membaca lebih dari 196 halaman, mengganti kekurangan di hari sebelumnya. Dan
pada tanggal 5 November saya merampungkan novel ini. Ending yang cukup
mengharukan dan tidak bisa diprediksikan ketika membacanya.
4. Cara
Memahami Makna
Menurut
saya bahasa yang digunakan penulis dalam novel ini tidak begitu sulit, puitis
namun masih dapat diketahui maksudnya seperti apa. Memahami maknanya pun jadi
mudah jika bahasanya mudah. Namun saya akui memang ada beberapa kata yang tidak
saya ketahui maknanya.
BAGIAN
IV
HASIL
BACA
Sinopsis
Di
awal novel diceritakan tokoh Langit yang hidup serba berkecukupan di desa bersama
orang tua dan satu adiknya. Hidupnya yang sederhana itu diringi dengan
pendidikan yang baik, Langit sampai bisa meneruskan sekolahnya ke tingkat SMA,
yang pada saat itu sudah dianggap luar biasa bagi penduduk di desanya. Suatu
hari kecelakaan menimpa ayahnya yang sedang bekerja di kebun, ayahnya
dinyatakan tewas seketika. pihak keluarga pun mendapatkan santunan dari
perusahaan tempat ayahnya bekerja. Sepeninggal ayahnya Langit merasa harus
menjadi tulang punggung keluarga namun ibunya berkehendak lain. Ibunya tetap
menginginkan Langit meneruskan jenjang pendidikannya ke universitas meski itu
artinya kerja keras untuk beliau. Awalnya Langit sempat menolak permintaan
ibunya karena ia ingin bekerja untuk menghidupi keluarga yatimnya, tapi pada
akhirnya ia mengalah pada keinginan sang ibu. Setelah Langit lulus dengan nilai
yang memuaskan dari SMA ia melanjutkan studinya ke Yogyakarta, salah satu
universitas swasta di kota tersebut. Disana Langit tinggal dengan Pakde Danang
yang telah lama meninggalkan desa. Pakde Danang yang cukup sukses karena
merupakan bos penjual siomay. Meski telah menerima tawaran kuliah dari ibunya,
Langit tetap merasa mempunyai tanggung jawab untuk membantu keuangan ibunya.
Langit turut menjajakan dagangan siomay milik Pakde Danang menggunakan sepeda,
hasilnya ada yang ia pakai untuk membeli kebutuhan tambahan dan sisanya ia
tabung. Pada suatu hari tanpa sengaja Langit menabrak sebuah mobil yang
terpakir di pinggir jalan, kaca lampu belakang mobil pecah dan sang empunya
mobil datang menghampiri. Pemiliknya wanita dan sosoknya nampak sangat
sempurna, Nur Ramadani namanya. Karena ongkos memperbaiki bagian yang rusak
tidak mungkin dipenuhi oleh Langit, Mba Nur memilih untuk mempekerjakan Langit.
Dengan bekerjanya Langit pada Mba Nur maka gaji yang dimiliki Langit akan
otomatis dijadikan uang pengganti kerusakan. Bulan demi bulan sudah terlewati,
tiba saatnya Langit berhenti bekerja pada Mba Nur karena biaya penggantinya
sudah lunas, namun Mba Nur masih mempertahankan Langit.
Suatu
saat Langit tertarik mengikuti aksi demonstrasi di kampusnya, namun pada aksi
tersebut Langit dianggap sebagai provokator kerusuhan hingga pihak kampus
mengeluarkannya dari kampus. Beruntung memang, Mba Nur dan temannya Mas Razak
menawarinya kuliah sambil kerja di Palestina, hal yang tidak pernah dipikirkan
oleh Langit sedikit[un. Sebelum keberangkatannya ke Palestina, Langit
menyempatkan diri datang ke desanya untuk berpamitan dan memohon restu pada
ibunya.
Kerja
Langit disana tidak seberat yang ia bayangkan sebelumnya. Langit hanya perlu
mengantarkan anak sang empunya rumah ke sekolahnya tiap pagi dan menjemputnya
di sore hari. Ternyata orang-orang di tempatnya bekerja menganggapnya sebagai
keluarga, mengajaknya turut makan di meja makan bersama, ikut berjalan-jalan ke
pusat perbelanjaan dan masih banyak lagi kebaikan keluar. Tuan Daswah yang
merupakan kepala keluarga rumah yang Langit tempati di Palestina memang
bijaksana. Tuan Daswah tidak pernah membeda-bedakan atau menganggap rendah para
pembantu dirumahnya, ia selalu menganggap para pembantunya adalah keluarganya
sendiri, salah satu hal yang membuat Langit betah tinggal disana. Suatu ketika
keponakan Tuan Daswah datang ke rumah beliau dan bermaksud tinggal selama
berkuliah di Universitas Birzeit. Cerita cinta Langit dan Halimah, keponakan
Tuan Daswah pun dimulai. Awalnya Langit selalu menganggap bahwa cintanya untuk
Halimah itu tidak pantas, karena posisi Langit yang hanya sebagai pembantu dan
Halimah sebagai majikan. Hingga suatu hari istri Tuan Daswah, Nyonya Aisyah
meminta Langit untuk mengantarnya berbelanja. Setelah semua barang selesai
dibeli, istri Tuan Daswah mengajak Langit untuk duduk duduk sebentar. Pada saat
itulah Nyonya Aisyah menanyakan perasaan Langit pada Halimah. Langit pun tidak
dapat berdusta, ia mengakui perasaannya terhadap Halimah dan bagai pucuk
diminta ulam tiba Nyonya Aisyah
mengatakan bahwa Halimah pun memiliki perasaan yang demikian juga. Kemudian
waktulah yang menyatukan cinta Langit dan Halimah, Langit berniat untuk
memperistri Halimah. Kedua orang tua Halimah menyetujui hubungan tersebut,
namun sang ayah lama kelamaan memiliki sebuah permintaan. Setelah Langit
memperistri Halimah, ia harus mengubah kewarganegaraannya menjadi warga Negara
Palestina. Hal yang mustahil Langit lakukan mengingat ia masih mempunyai
keluarga di Indonesia, Langit ingat betul janji pada ibunya. Langit akan
kembali lagi ke Indonesia. Nampaknya hal itu sangat diinginkan ayah Halimah,
syarat tersebut diajukan karena beliau tidak ingin berpisah jauh dengan
anaknya. Langit sempat berpasrah diri dan merelakan Halimah. Hingga pada suatu
hari jalur Gaza berada dalam bahaya. Israel membunuh warga sipil yang tidak
bersalah dengan dalil ingin memusnahkan gerakan hamas. Langit dan keluarga Tuan
Daswah sempat kehilangan komunikasi dengan
keluarga Halimah yang tinggal di jalur Gaza. Namun beberapa hari kemudian
Halimah dan keluarga member kabar bahwa keadaannya baik-baik saja. Mereka tidak
ingin meninggalkan Gaza karena hendak memperjuangkan tanah kelahiran mereka
hingga tetes darah penghabisan. Dalam keadaan yang masih kacau balau tersebut
Langitu sudah menyelesaikan studinya dan akan segera meninggalkan Palestina
dalam beberapa hari ke depan. Tepat tiga hari sebelum kepulangannya ke
Indonesia, ayah Halimah datang berkunjung ke rumah Tuan Daswah dan mengetahui
rencana kepulangannya ke Indonesia. Pada saat itupun ayah Halimah masih tidak
merestui pernikahan Langit dengan Halimah kecuali jika Langit memenuhi syarat
darinya. Saat kepulangan Langit tiba, keluarga Tuan Daswah tidak dapat mengantarkannya
ke bandara karena sehari sebelumnya Tuan Daswah pergi ke luar negeri untuk
menyelesaikan tugas kerjanya. Langit bersegera memasuki pesawat dan cukup
terkejut saat mengetahui wanitalah yang akan duduk bersamanya selama di pesawat
yang belakangan diketahui wanita itu adalah Halimah. Ayah Halimah akhirnya
merestui pernikahan keduanya karena tidak tega melihat Halimah yang lebih
sering murung setelah perpisahannya dengan Langit. Langit kembali ke Indonesia
dengan membawa calon istri pujaannya selama ini.
TANGGAPAN
1. Bahasa
Dalam
pandangan saya bahasa dalam novel ini mudah dipahami. Meski terdapat bahasa
yang puitis namun masih dapat dipahami dengan mudah.
2. Sastra
Agaknya
dalam buku ini saya kurang mendapatkan sensasi membaca karya sastra. Mungkin
karena setiap penulis sastra memiliki gaya bahasa dan cara penyampaian yang
berbeda hingga berbeda pula sensasinya. Intinya bahasa sastra dalam novel ini
masih kurang kentara.
3. Rekomendasi
Menurut
saya buku ini merupakan salah satu buku yang menarik. Membahas sisi lain dari
kehidupan di Palestina yang penuh konflik. Temanya bukan tentang perjuangan
yang sebelumnya saya perkirakan namun tentang percintaan. Tentang seorang
Langit yang berusaha memenuhi permintaan ibu dan harapan ayahnya dulu. Yang
kemudian dalam perjalanannya menemukan seorang wanita yang menarik hatinya.
Akhir ceritanya cukup mengejutkan, tidak terpikir sebelumnya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar